dakwatuna.com – Mencuatnya kasus isu NII (Negara
Islam Indonesia) dan pengusung Ideologi Khilafah, membuat masyarakat
phobia dengan berbagai pengajian Islam. Hal inilah yang menjadikan
beberapa masyarakat semakin waspada terhadap orang-orang yang melakukan
pengajian Islam.
Namun terdapat peristiwa yang menggelikan terjadi
di Mojokerto beberapa waktu lalu. Sebagaimana biasanya, PKS (Partai
Keadilan Sejahtera) yang mewajibkan kadernya untuk membuat pengajian
pekanan bergantian di rumah setiap kader, dengan membahas keimanan,
dunia Islam dan rencana program kerja kegiatan PKS di masing-masing
daerah, kecamatan hingga desa. Hingga harus dicurigai sebagai pengajian
NII.
Ketika pengajian sedang masuk tilawah Al Quran (pembacaan Al
Quran) beberapa warga langsung berdatangan dengan membawa TNI, Polri dan
SatPol PP. Beberapa orang terlihat sedikit emosi ketika berdialog
dengan salah satu ustadz PKS yang tengah mencoba menenangkan massa
dengan sabar. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, beberapa Polisi
dan TNI mencoba untuk meredakan ketegangan tersebut.
Di sinilah peristiwa yang sedikit membuat kita tersenyum.
Ketika
seorang anggota Polisi mencoba untuk melerai massa yang sedang emosi,
tiba-tiba “Loh… Sampeyan ada di sini mas?” kata anggota polisi tersebut
sedikit kaget. Tidak disangka, anggota polisi tersebut mengenal ustadz
PKS tersebut, karena mereka teman bermain saat masih kecil.
Tetapi
yang tidak kalah lucunya beberapa anggota TNI kaget “Loh, Senpai ada di
sini?” ucap salah satu anggota TNI. Ternyata tidak disangka ustadz PKS
tersebut adalah senior yang mengajar Karate para TNI. Istilah “Senpai”
itu menujukan kepada salah satu kakak senior dalam Karate.
Anehnya,
beberapa anggota Satpol PP malah lari. Karena para anggota Satpol PP
tidak tahu bahwa pengajian yang akan digerebeknya ternyata diisi oleh
ustadz PKS yang juga salah satu anggota dewan di Mojokerto.
Setelah
emosi para warga sudah mulai mereda, ustadz PKS yang juga salah satu
anggota dewan tersebut memberikan informasi mengenai pengajian wajib
yang harus diikuti oleh setiap kader PKS untuk menambah keilmuan agama
dan mendapatkan berbagai informasi-informasi, baik keputusan partai dan
kegiatan partai.
Terlihat beberapa warga malu, karena ternyata
pengajian yang mereka kira pengajian NII malah diisi langsung oleh
anggota dewan, bahkan mereka ada yang kagum karena ada anggota dewan
yang langsung ”turun-gunung” mengisi pengajian di rumah salah seorang
kader partainya. Usut punya usut… ternyata orang-orang yang membuat isu
pengajian tersebut adalah pengajian NII lantaran dari beberapa orang
yang sakit hati terhadap salah satu kader PKS yang rumahnya ditempati
untuk pengajian tersebut. Dan salah satunya juga adalah anggota Satpol
PP yang ikut melarikan diri bersama teman-temannya yang lain. Salah satu
warga berkata ”Lha nek saget, warga nggeh diajak ngaji bareng ustadz.
Nggeh jarang-jarang teng mriki wonten anggota dewan seng marani.
Opomaneh maringi ceramah agama, jarang teng mriki! ” (Kalau bisa, warga
juga diajak ngaji bersama ustadz. Yah jarang-jarang di sini ada anggota
dewan yang datangi. Apalagi memberikan ceramah agama, jarang di sini).
Ustadz
PKS tersebut langsung merespon dengan baik usulan warga, dengan siap
untuk mengadakan pengajian bersama warga. (sn/fimadani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar