PKS Pemenang Pemilu 2014?
PKS Pemenang Pemilu 2014?
Oleh: Fajar Muhammad Hasan
| 11 March 2013 | 21:03 WIB
Litbang Kompas (Kompas terbitan Selasa, 24/7/2012) melakukan jajak
pendapat pada 16-19 Juli 2012 di 33 ibu kota provinsi. Jumlah responden
1.008 dengan sampling error 3,1 persen.
Kompas menyebutkan ada dua pertanyaan yang diajukan kepada responden:
1. Partai apa yang Anda pilih dalam pemilu 2009 lalu?
2. Jika pemilu diadakan saat ini, partai apakah yang akan Anda pilih?
Hasilnya adalah seperti berikut ini:
Lho PKS hanya dapat 2.5% bagaimana judulnya bisa menjadi pemenang ?
sedang Melawak ? mencari sensasi ? atau menyindir ? Jelas tidak. Kalau
kita cermati data diatas jangan hanya melihat dari 2.5% nya saja tapi
lihatlah grafik sebelah kiri dan kanan secara bersamaan. Saya harus
minta izin kepada Mas Salman yang lulusan Statistika IPB karena
menggunakan ilmunya untuk membaca hasil survey Litbang Kompas.
Hasil Litbang Kompas bisa ditabelkan dan disandingkan dengan data pemilu 2009 yang bersumber dari KPU di http://www.kpu.go.id/dmdocuments/saku_h.pdf sehingga hasilnya bisa ditampilkan sebagai berikut :
Marilah kita sama2 membaca tabel dengan benar.
Jumlah Pemilih yang sudah menentukan Partai
Jumlah pemilih partai sesungguhnya hanyalah jumlah responden yang
menjawab dengan jelas partai apa yang akan dipilih pada 2012. Jadi
jumlahnya adalah 12.8+9.1+6.9+…..+1+0.2 = 46.4% saja. Untuk jawaban
Rahasia biasanya kita anggap tersebar secara proporsional. Jadi angka
46.4+7.3=53.7% ini adalah persentase pemilih yang sudah menentukan akan
memilih partai apa. Selebihnya 46.1% adalah Golput dan Belum memilih.
Proporsionalitas Responden
Kalau data dari KPU ditabelkan bersamaan dengan hasil survey kompas
(kolom KPU2009) maka terlihat bahwa Demokrat mendapat 20.81% sedangkan
yang menjadi responden adalah 44.2%. Artinya jumlah responden (obyek
survey) dari Demokrat terlalu banyak, lebih dari 2x lipat yang
diperlukan. Akhirnya hasil survey akan cenderung menguntungkan Demokrat.
Ini bukan salah desain survey, Kompas atau siapapun. Ini masalah
kebetulan saja. Dan saya justru salut dengan Litbang Kompas yang
menampilkan data secara apa adanya sehingga bisa dibaca dengan benar.
Untuk memotret dengan benar pemilih Demokrat maka bisa dihitung secara
sederhana: 20.81 / 44.2 X 12.8 = 6. Jadi sebenarnya yang memilih
Demokrat pada pertengahan 2012 hanya 6%. Kita hitung PKS, Menurut KPU
setelah semua perselisihan di MK diputuskan mendapat suara 7,89% padahal
yang disurvey hanya 3% jadi seharusnya pemilih PKS itu 7,89 / 3 X 2.5 =
6.6%. Wow, ternyata sudah melampaui pemilih Demokrat !!. Semua
perhitungan sudah diselesaikan pada tabel diatas. Jika pembaca ingin
mencoba sendiri dipersilakan.
Khusus Nasdem karena tidak punya
sejarah, kita anggap saja survey mendapatkan responden secara
proporsional jadi kita tetapkan angka seperti semula, 4.5%. Jadi hasil
perhitungan seperti di kolom Rasionalisasi1.
Rasionalisasi
Dengan menggunakan cara ini ternyata jumlah responden lebih dari 100%.
Ini bukan akal-akalan. Kita masih ingat, persentase yang sudah
menentukan pilihannya hanyalah 53.7%, artinya angka2 di kolom
Rasionalisasi1 itu harus kita sesuaikan secara proporsional. Kalikan
masing-masing perolehan partai dengan angka 53.7% hasilnya di kolom
Rasionalisasi2.
Di kolom ini tentu saja suara pemilih lainnya
dihitung dari total partai lain2 (18.3%) dikurangi Nasdem (4.5%) karena
Nasdem belum ikut pada pemilu 2009. Sedangkan yang menjawab Rahasia
sudah dimasukkan secara proporsional kepada pemilih partai2.
Setelah
dihitung, eh ternyata totalnya 93.6%. Itu hal biasa, sesuaikan agar
total 100% (lihat survey Kompas yang totalnya juga tidak 100%). Jadi
bagi masing2 angka dikolom Rasionalisasi2 dengan totalnya (93.6%) dalam
bentuk persen. Jadilah seperti tabel berikut :
Tabel diatas sudah diurutkan perolehan suara dari terbesar sampai terkecil agar lebih enak membacanya.
Ternyata, sang juara adalah Gerindra yang sudah diminati oleh sekitar
10.9% diikuti oleh Golkar, PDIP, Hanura dan PKS ternyata turun ke nomor 5
dengan perolehan suara 3.8%.
Pemilih yang belum menentukan partai apa yang akan dipilih masih cukup besar yaitu sekitar 32.9% (atau kira2 33%)
Keadaan Sekarang
Setelah gonjang-ganjing kasus yang menimpa partai2 ternyata ketahanan
partai terhadap isu itu berbeda2. PKS sendiri dengan adanya kasus LHI
turun 0.2% atau hanya 5% dari total suara PKS (lihat survey LSI).
Bandingkan Demokrat yang turun hingga 30% dari suara yang dimiliki.
Kalau hitung2an PKS masih punya 3.6% suara.
Dari sini seharusnya
partai2 belajar, jika ingin menggunakan strategi black campaign, hanya
cocok jika diterapkan kepada partai2 dengan suara yang besar (Gerindra,
Golkar dan PDIP). Bukannya saya menganjurkan, tetapi black campaign
kepada partai dengan suara kecil tidak akan banyak manfaatnya. Hanya
menghabis2kan dana saja.
Undang-undang Pemilu memihak PKS
Ibarat genderang perang sudah ditabuh KPU mulai awal tahun ini, kampanye
diperbolehkan dengan syarat2 tertentu. Ternyata syaratnya menguntungkan
PKS. Mengapa ? karena kekuatan partai2 itu berbeda2 (baca ini: http://politik.kompasiana.com/2013/02/24/peta-kekuatan-partai-2014-531686.html)
jika kekuatan partai pada uang, buat apa uang jika tidak boleh pasang
iklan ? jika kekuatan itu pada Media Massa seperti TV dan Koran, kan gak
boleh tayang iklan dan sosialisasi secara massif. Kalau mau black
campaign model Metro TV dan TV one, aduh orang Indonesia sudah pada
cerdas. Dan terbukti juga di survey, gak banyak pengaruh. Lebih banyak
manfaatnya merebut suara yang belum menentukan pilihan daripada black
campaign.
Suara yang belum menentukan akan memilih partai apa,
jumlahnya sangat besar, 33% ! Siapa yang bisa merebut itulah sang
pemenang.
Dari Undang2 Pemilu, jika diibaratkan perang, PKS
satu2nya partai yang senjatanya boleh dipakai. Karena yang lain tidak
memenuhi spesifikasi. Ibarat balapan F1, semua spesifikasi mobil
memenuhi syarat sedangkan mobil lain sedang bongkar pasang.
Kader
boleh ngomong dengan siapa saja. Boleh nulis opini apa saja. Boleh
berteman dengan siapa saja. Boleh merekrut siapa saja. UU menganggap
tindakan itu legal.
Dengan diuntungkannya PKS oleh Undang-undang,
saya melihat pertarungan ini tidak adil. PKS terlalu diuntungkan.
masalahnya apakah kader2 PKS sadar bahwa mereka diuntungkan ?
Pertarungan sudah dimulai dan PKS satu2nya yang boleh menggunakan
perlengkapannya. Apakah ini merupakan tanda-tanda kemenangan PKS 2014 ?
Saya hanya ingin bertanya kepada seluruh kader PKS di seluruh dunia.
Apakah anda siap memPKSkan suara yang 33% ? Saya berharap kader2 PKS
berdiri dengan gagah dan mengepalkan tangan kanan dan mengacungkan
keatas seraya bersuara lantang: SIAP !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar